Susah Jadi Maba? Nikmati Saja Prosesnya
Halo, Teman-teman! Pertama-tama penulis mengucapkan selamat
datang dan selamat bergabung menjadi keluarga besar Universitas Negeri
Malang. Kami sangat menanti kehadiran kalian semua untuk perubahan kampus
ini, khususnya di fakultas kita ini, Fakultas Pendidkan Psikologi.
Tahukah kalian di mana Fakultas Pendidikan Psikologi pertama di
Indonesia didirikan? Jawabannya adalah di Universitas Negeri Malang
ini. Berbanggalah kalian menjadi pioneer untuk fakultas psikologi
yang berlandaskan Pendidikan. Jadi, kalau dihitung jari ini adalah tahun
keempat FPPsi berdiri. Jurusan yang dulunya bergabung dengan
Fakultas Ilmu Pendidikan ini, kini berani berdiri sendiri.
Di antara pembaca sekalian pastinya banyak yang sudah berandai-andai
akan menjadi apa dengan mengambil jurusan psikologi ini.
Atau, bahkan masih ada yang belum tahu mau dibawa
ke manasetelah mengambil jurusan yang kata orang ini ‘aneh’. Sebuah
kesalahan sih sebenarnya di umur dan di ‘pintu
gerbang’ pembuka tabir ini masih belum tahu ingin jadi apa. Tapi
jangan khawatir. Orang hidup adalah untuk memecahkan masalah. Malah ada
pepatah yang mengatakan, ”TIdak ada masalah = Tidak hidup”.
Seperti itu yang penulis dapatkan dari conductor di
paduan suara yang diikuti. Artinya, kita hidup adalah untuk memecahkan
masalah. Hal kecil saja. Munculnya jerawat. Ada sebagian orang yang menganggap
jerawat adalah sebuah masalah yang besar, yang harus dihapuskan dari wajah. Ada
juga yang cuek dengan datangnya jerawat. Ada lagi ketika si
pacar sangat lama membalas SMS kita, dan itu memicu
pertanyaan dalam diri kita. “Ngapain sih dia? Jangan-jangan…“. Ada
juga yang menanggapi biasa saja. Intinya, setiap orang menganggap satu masalah
yang sama ditanggapinya dengan cara yang berbeda.
Sama halnya permasalahan di atas. Ketika seseorang yang dulunya
berstatus sebagai siswa, lalu berubah menjadi pengangguran tingkat
internasional, kemudian statusnya berubah lagi menjadi mahasiswa
Universitas Negeri Malang yang sedang menempuh kuliah di Fakultas Pendidikan
Psikologi, tapi belum tahu untuk apa dan mengapa di sana.
Sekadar sharing saja. Penulis dulu mengalami hal yang sama
seperti kasus di atas. Dengan berjuta kegundahan hati juga kegelisahan niat,
akhirnya pertanyaan semacam itu dapat terjawab ketika proses ini dilalui. Dulu
penulis tidak mengerti mengapa harus Fakultas Pendidikan Psikologi UM,
kenapa tidak Jurusan Tata Boga UM, atau juga kenapa tidak Sastra Indonesia UGM.
Pengaruh orang tua menjadi salah satu faktor adanya penulis di FPPsi UM ini.
Iya. Jurusan ini tidak seratus persen adalah pilihan penulis. Mungkin pembaca
juga mengalami hal yang sama.
Atau bahkan pembaca di Jurusan Psikologi ini adalah jurusan pilihan
terakhir, sehingga semangatnya tidak sama dengan pilihan jurusan pertama.
Ah, masalah seperti itu sudah sangat universal. Pastinya
permasalahan-permasalahan seperti itu sudah biasa. Namun bagaimana kita
menyikapinya?
Berangkat dari pengalaman penulis, “Ikuti dan nikmati saja
prosesnya”. Susah memang. “Mengapa kita melakukan sesuatu tapi tanpa
tujuan?” Ya, penulis juga seperti itu kok. Tapi itu dulu.
Berbeda dengan yang sekarang. Setelah penulis mengikuti ‘jimat’ itu,
buktinya sekarang tujuan hidup itu muncul. Rencana dan jalan menuju tujuan
hidup itu mulai terbentuk. Memang ini bukan hal mudah. Tetapi karena
percaya dan selalu berusaha memberikan hal terbaik yang kita bisa,
yang kita mampu, Alhamdulillah penulis memiliki beberapa jabatan penting dalam
ormawa di Universitas Negeri Malang ini. Tidak tanggung-tanggung, tiga jabatan
sekaligus penulis jalankan (sombong dikit it’s OK lah).Tidak apa-apa ‘kan
sombong untuk memotivasi orang? Hehe... Di tahun kedua menjadi mahasiswa
dengan beberapa jabatan penting adalah sebuah amanah yang tidak bisa dijadikan
sekadar mainan saja, atau sebagai alat untuk menyombongkan diri.
Tapi sebuah kepercayaan yang harus dijalankan dengan komitmen awal dulu.
Sederhana sih kalau
dipikir-pikir. Hanya mengikuti dan menikmati prosesnya, ditambah
dengan percaya dan selalu berusaha memberikan hal terbaik yang kita
bisa. Hasilnya, bisa kalian rasakan sendiri pada waktunya,seperti
penulis. Hehehe...
Jadi, tak usah pesimis karena belum memiliki keinginan
mau jadi apa, atau karena jurusan yang diambil ini terpaksa. Tenang saja, ada
waktu di mana kaliann memiliki porsi untuk memilih apa
yangdiinginkan, yang kalian suka dan apa
yang kalian dapatkan. Just it.
Sekali lagi, penulis mengucapkan selamat bergabung menjadi Keluarga
Besar Universitas Negeri Malang. Kalian boleh minder, kalian boleh ragu. Tapi
jangan lupa untuk mematahkan keminderan dan keraguan kalian. Jangan sampai
terbuai oleh keminderan dan keraguan itu. Selamat bergabung menjadi
keluarga besar Psikologi UM, selamat bergabung menjadi keluarga besar Psikologi
Indonesia. Kalian adalah orang-orang terbaik yang dimiliki bangsa
ini.
Salam Psikologi
Komentar
Posting Komentar